Ki Manteb Soedharsono
Dalang wayang paling populer di Indonesia berikutnya yakni ada Ki Manteb Soedharsono. Pria kelahiran 31 Agustus 1948 di Sukoharjo, Jawa Tengah ini menjadi pelopor kombinasi seni pedalangan dengan peralatan musik modern. Ia sangat terkenal di dunia wayang Indonesia, tak sedikit yang menjadikan dirinya bintang iklan pada sebuah produk.
Diurutan terakhir ada dalang wayang yang bernama Ki Slamet Gundono. Ia adalah salah satu dalang wayang suket yang paling terkenal di Indonesia. Gayanya yang nyentrik dan jenaka menjadi ciri khas Ki Slamet Gundono, dalang kreatif yang mulai kiprahnya sejak 1995 silam.
Demikian informasi mengenai beberapa dalang wayang paling terkenal di Indonesia. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan serta bermanfaat untuk Anda.
Dalang Wayang Kulit Terkemuka di Jawa Timur
Jawa Timur menjadi salah satu daerah yang kaya budaya dan seni tradisional, termasuk wayang kulit. Terdapat beberapa dalang wayang kulit terkemuka di Jawa Timur.
Mereka telah memperkenalkan seni wayang kulit ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan mancanegara. Berikut lima dalang wayang kulit terkemuka di Jawa Timur.
Ki Eko Kondho Prisdianto
Ki Eko Kondho Prisdianto, lahir pada 25 Mei 1972. Ia seorang dalang wayang kulit yang berasal dari Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Ia mulai dikenal sebagai dalang pada 1993 pada pentas pertamanya saat peringatan 40 hari wafatnya sang kakek, yang juga seorang dalang legendaris Ki Murdi Kandha Murdiyat.
Ki Eko belajar ilmu pedalangan dari kakeknya, dan mengikuti kursus mendalang di Tulungagung. Selain sebagai dalang, Ki Eko juga memiliki grup karawitan New Hamongroso dan Campursari New Kusumawardani Tulungagung.
Selama masa pandemi, Ki Eko mengadakan pertunjukan wayang online melalui saluran YouTube miliknya "Wayang Kulit Jero Omah". Hal ini menunjukkan dedikasinya dalam mempertahankan dan mengembangkan seni wayang kulit di era digital.
Ki Dalang Rudi Gareng Rudianto
Ki Rudi Gareng atau Rudianto adalah seorang dalang wayang kulit yang berasal dari Kabupaten Blitar. Ia memimpin grup karawitan Cakra Budaya Indonesia, yang memiliki ciri khas salam metal Jawa.
Pria kelahiran tahun 1977 ini juga memiliki beberapa karya yang ia ciptakan sendiri. Beberapa lagu yang ia ciptakan seperti "DewoTresno RondoBanyuwangi" dan "Cokro Kembang".
Selama masa pandemi, Ki Rudi Gareng termasuk salah satu dalang yang mengadakan pertunjukan wayang kulit melalui video live streaming YouTube dengan judul "Wayang Gecul".
Itulah beberapa dalang wayang kulit terkemuka yang berasal dari Jawa Timur. Mereka telah memperkenalkan seni wayang kulit ke berbagai daerah, sehingga seni wayang kulit semakin dikenal dan diapresiasi masyarakat luas.
Artikel ini ditulis oleh Sofia Emanuella Wijaya, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Cerita wayang kulit dikenal dengan sejumlah karakter tokohnya mulai dari Yudhistira hingga Sengkuni. Tokoh-tokoh wayang tersebut diceritakan dengan karakter masing-masing, baik protagonis maupun antagonis.
Dikutip dari laman Indonesia.go.id, wayang merupakan warisan kebudayaan Indonesia yang sudah ditetapkan oleh UNESCO. Dalam pertunjukan wayang terdapat berbagai gabungan elemen dari seni peran, suara, musik, tutur, sastra, lukis, pahat, dan juga seni perlambang.
Karakter Wayang Kulit yang Terkenal
Dikutip dari laman resmi Pemerintah Surakarta, Yudhistira adalah salah satu tokoh dari pandawa lima, ia merupakan anak tertua di Pandawa. Yudistira adalah putra pertama dari Pandu Dewanata dan Dewi Kunti. Yudhistira memiliki nama kecil yaitu Raden Puntadewa. Sosok Yudhistira digambarkan sebagai penjelmaan Dewa Yama, dan memerintah di Kerajaan Amarta. Tokoh ini memiliki karakter yang sangat bijaksana, hampir tidak pernah berbuat dusta atau berbohong seumur hidupnya, memiliki moral yang sangat tinggi, dan merupakan orang yang pemaaf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari sumber yang sama, Bima juga merupakan tokoh dari pandawa lima, ia merupakan adik dari Yudistira. Bima memiliki nama lain yaitu Bratasena, Balawa, Birawa, Dandunwacana, Nagata, Kusumayuda, Kowara, Pandusiwi, Bayu Suta, Sena, Werkudara, Wijasena, dan Jagal Abilawa. Bima digambarkan sebagai jelmaan dari Dewa Bayu, yang bertempat tinggal di Kadipaten Jodipati di wilayah Indraprastha.
Tokoh ini digambarkan sebagai sosok yang kuat, bersifat kasar, dan menakutkan di mata musuh, tetapu memiliki hati yang sangat lembut. Bima memiliki senjata istimewa, yakni Gada Rujakpala dan Kuku Pancanaka. Bima memiliki sifat yang gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh, dan jujur.
Karakter wayang berikutnya adalah Arjuna. Arjuna memiliki nama lain yaitu Permadi, Janaka, Wibatsuh, Parta, Dananjaya, dan Palguna. Arjuna merupakan putra bungsu dari Prabu Dewanata dengan Dewi Kunti. Ia adalah penjelmaan dari Dewa Indra, yang memimpin kerajaan di Madukara.
Arjuna digambarkan sebagai sosok ksatria yang cerdik dan gemar berkelana, bertapa, dan menuntut ilmu. Ia juga mahir dalam ilmu peperangan. Beberapa senjata yang dimilikinya, yaitu Panah Pasupati, Busur Gandiwa, dan Terompet Dewadatta. Sosoknya digambarkan memiliki karakter yang mulia, berjiwa ksatria, mempunyai iman yang kuat, dan gagah berani.
Selanjutnya, ada Nakula. Ia adalah pandawa keempat yang memiliki nama kecil Pinten, dan merupakan salah satu putra kembar dari pasangan Pandu dan Dewi Madrim. Nakula merupakan penjelmaan dari Dewa Kembar Aswin (dewa pengobatan). Ia digambarkan sebagai sosok yang pandai dalam memainkan senjata. Dia merupakan seorang ksatria pedang yang tangguh. Nakula digambarkan sebagai karakter jujur, setia, taat pada orang tua, dapat menjaga rahasia, dan suka membalas budi.
Berikutnya, ada Sadewa yang mempunyai nama kecil Tangsen, dan merupakan saudara kembar dari Pandu dan Dewi Madrim. Sadewa merupakan penjelmaan dari Dewa Kembar Aswin. Sadewa digambarkan sebagai sosok yang ahli dalam ilmu astronomi. Dia memiliki karakter rajin, bijaksana, setia, taat pada orang tua, dapat menjaga rahasia, dan suka membalas budi.
Dikutip dari buku berjudul 'Tokoh Wayang Inspiratif' karya Pitoyo Amrih, Kresna adalah salah seorang pemimpin yang memiliki karakter baik dan berkharisma di cerita Mahabarata. Kresna lahir di negri Mandura, dibesarkan di desa terpencil bernama Widarakandang. Kresna adalah seorang raja sekaligus politisi dan diplomat ulung di jamannya. Ia merupakan putra kedua Prabu Basudewa, raja dari Mandura. Basudewa yang memiliki tiga orang putra, yaitu Baladewa, yang memiliki nama muda Kakrasana, Narayana yang ketika bergelar raja bernama Kresna, dan Rara Ireng yang kemudian dikenal dengan nama Dewi Wara Sumbadra.
Dikutip dari jurnal berjudul 'Keteladanan Tokoh Pewayangan Dalam Penerapan Prinsip Bawa Laksana Sebagai Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa' karya Anton Suwito dari Universitas PGRI Semarang, dalam kisah pewayangan Mahabarata terdapat tokoh wayang bernama Karna.
Karna adalah nama Raja Angga dalam cerita pewayangan Mahabharata. Ia menjadi pendukung utama pihak Kurawa dalam perang besar melawan Pandawa. Karna merupakan kakak tertua dari Yudistira, Bimasena, dan Arjuna. Diceritakan bahwa Karna menjunjung tinggi nilai-nilai ksatria. Meski angkuh, ia juga seorang dermawan yang murah hati, terutama kepada fakir miskin dan kaum brahmana.
Menurut legenda, Karna merupakan pendiri kota Karnal, terletak di negara bagian Haryana, India Utara. Dalam pewayangan Jawa, Karna mengetahui jati dirinya bukan dari Kresna, melainkan dari Batara Narada.
Dikutip dari sumber yang sama, tokoh Durna lahir dari keluarga Brahmana. Ia merupakan putra dari pendeta Bharadwaja, dia lahir di kota yang sekarang disebut Dehradun. Durna menghabiskan masa mudanya dalam kemiskinan, tetapi belajar agama dan militer bersama-sama dengan pangeran dari Kerajaan Panchala bernama Drupada.
Drupada dan Durna kemudian menjadi teman dekat. Pada masa kecilnya Drupada berjanji untuk memberikan setengah kerajaannya kepada Durna pada saat menjadi Raja Panchala. Durna menikahi Krepi, adik Krepa, guru di Hastinapura. Krepi dan Drona memiliki putra bernama Aswatama.
Dikutip dari jurnal berjudul 'Analisis Karakter Tokoh Bisma' karya Melisa Florence Schillevoort dari ISI Denpasar, Bisma adalah anak dari Prabu Santanu, Raja Astina dengan Dewi Gangga. Waktu kecil bernama Raden Dewabrata yang berarti keturunan Bharata yang luhur. Ia juga mempunyai nama lain Ganggadata. Dia adalah salah satu tokoh wayang yang tidak menikah yang disebut dengan istilah Brahmacarin. Bisma berkediaman di pertapaan Talkanda.
Bisma dalam tokoh pewayangan digambarkan seorang yang sakti, di mana sebenarnya ia berhak atas tahta Astina, akan tetapi karena keinginan yang luhur dari dirinya demi menghindari perpecahan dalam negara Astina ia rela tidak menjadi raja.
Bisma memiliki karakter yang sangat kuat. Ia memiliki sifat dan karakter sebagai seorang tokoh pemberani, tidak pernah gagal dalam menjalankan tugas, bersifat sebagai pendidik, pengayom dan juga pemegang teguh janji dan sumpahnya serta dalam setiap perbuatannya selalu mementingkan untuk keselarasan dunia, alam semesta dan kodrat.
Dikutip dari skripsi berjudul 'Pemikiran Ki Enthus Susmono Tentang Tokoh Sengkuni Dalam Pewayangan' yang disusun oleh Selly Aulia Defriani dari Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, tokoh wayang Sengkuni memiliki nama kecil yaitu Arya Suman. Nama lainnya Trigantalpati, Raden Swelaputra, Kesatriyan dari Plasajenar.
Ayahnya bernama Prabu Gandara dan Ibunya bernama Dewi Gandini. Ia memiliki saudara yang bernama Dewi Gandari, Arya Surabasata, dan Arya Gajaksa. Sengkuni mempunyai Istri yang bernama Dewi Sukesti melahirkan anak yang bernama Surakesti, Arya Antisura, Arya Surabasa, Dewi Antiwati.
Sengkuni memiliki postur tubuh yaitu bungkuk, pipi peyote, mulut miring, wajahnya tua. Ia memiliki sifat atau watak yang tangkas, pandai bicara, licik, curang, jahat, pendengki, senang mengadu domba, tipu daya, senang membicarakan kejelekan orang lain. Ia memiliki kesaktian ahli tata ilmu pemerintahan dan tata negara.
Demikian informasi mengenai 10 karakter wayang kulit yang terkenal. Semoga bermanfaat, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Agustin Tri Wardani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
Ki Dalang Warseno Slank tutup usia pada Kamis (12/12/2024), dunia perwayangan Indonesia sontak dirundung duka.
Sebelum meninggal dunia, Ki Dalang Warseno dikabarkan sempat dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo karena serangan jantung.
Ia dirawat selama 3 hari, hingga akhirnya mengembuskan nafas terakhir sekitar 04.30 WIB.
Ki Dalang Warseno merupakan sosok yang unik dalam dunia pewayangan Indonesia. Ia memiliki ciri khas tersendiri ketika tampil di depan publik.
Seperti apakah sosoknya? Berikut ulsan 3 fakte mengenai Ki Dalang Warseno Slank.
Lahir dari keluarga dalang
Ki Warseno merupakan dalang asal Sukoharjo, Jawa Tengah. Ia ternyata datang dari keluarga yang akrab dengan dunia pewayangan.
Bakatnya dalam membawakan cerita wayang mulai tumbuh pada usia 16 tahun dan diwarisi dari sang ayah, Ki Hardjadarsana.
Ayahnya Ki Warseno merupakan salah satu dalang terkenal di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Kakak Ki Warseno yang bernama Ki Anon Suroto juga berprofesi sebagai dalang.
Inovatif dalam dunia pewayangan
Ki Warseno merupakan pria kelahiran 18 Juni 1965. Meski tergolong dalang senior, ia tetap berinovasi dalam pementasannya.
Salah satunya adalah dengan menggabungkan bunyi dan vokal pewayangan dengan musik rock dan pop.
Tak hanya itu, Ki Warseno juga menggunakan gaya bahasa yang lekat dengan anak muda, yang cenderung santai dan bahkan slengean.
Meski jatuh cinta pada pewayangan sejak usia muda, Ki Warseno tidak mengabaikan pendidikannya, bahkan hingga menyandang gelar doktor.
Ki Warseno merupakan lulusan Universitas Tunas Pembangunan. Gelar Magisternya ia raih di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, jurusan Administrasi Publik.
Sementara gelar doktoralnya ia raih di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
IDXChannel - Ada sejumlah dalang wayang paling terkenal di Indonesia yang namanya tak pernah redup di sektor kesenian tersebut. Seperti yang kita ketahui, wayang merupakan warisan budaya takbenda dunia yang disematkan oleh UNESCO.
Kepopuleran wayang kulit sudah tak usah dipertanyakan lagi. Meskipun demikian, beda halnya dengan Dalang atau seseorang yang mempunyai keterampilan memainkan sebuah wayang, masih sedikit yang mengetahui sosok-sosok tersebut.
Nah, berikut ini akan kami berikan informasi mengenai dalang wayang paling terkenal di Indonesia. Tim IDXChannel telah merangkum informasinya dari berbagai sumber. Simak ulasan ini sampai selesai!
Wayang kulit adalah salah satu seni tradisional Indonesia yang sangat populer dan terkenal di seluruh dunia. Seni wayang kulit berasal dari budaya Jawa dan Bali. Di Jawa Timur sendiri terdapat lima dalang wayang kulit terkemuka.
Wayang kulit terbuat dari lembaran kulit binatang, biasanya kulit kerbau, yang telah dikeringkan. Dalam pertunjukan wayang kulit, kisah yang biasanya diceritakan adalah Ramayana dan Mahabharata dalam versi Jawa. Narasi wayang kulit seringkali berkaitan dengan tema utama berupa kebaikan melawan kejahatan.
Wayang kulit juga memiliki gaya tutur dan keunikan yang menjadi maha karya asli dari Indonesia. UNESCO pun telah memasukkan wayang kulit ke dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia pada 2003.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalang atau pemain wayang kulit memainkan peran penting sebagai pengendali wayang dan pengisi suara. Dalang juga bertanggung jawab atas cerita dan musik yang dimainkan selama pertunjukan. Wayang kulit biasanya diiringi musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga, serta tembang yang dinyanyikan para pesinden.
Ki Dalang Genit Santoso
Ki Dalang Genit Santoso adalah dalang wayang kulit dan campursari yang berasal dari Trenggalek, Jawa Timur. Ia telah meraih beberapa penghargaan, termasuk 10 Penyaji Terbaik Festival Wayang Kulit Dalang Muda sebanyak tiga kali, Penata Musik Festival Campursari Desa Dongko, Trenggalek.
Ia memiliki karya CD karawitan. Ki Genit dianggap sebagai Dongke legendaris dalam Tradisi Ngitung Batih, karena telah menjadi Dongke sejak 2011. Untuk pertama kalinya, tradisi Ngitung Batih dipusatkan di Kecamatan Dongko dan masih berlangsung hingga saat ini.
Ki Genit merupakan salah satu dalang terkenal dari Jawa Timur yang telah memberikan kontribusi besar dalam melestarikan seni wayang kulit dan campursari di Indonesia.
Dalang Wayang Paling Terkenal di Indonesia
Diurutan pertama ada sosok Ki Nartosabdo yang merupakan salah satu dalang wayang paling terkenal di Indonesia. Ia merupakan putra dari Partinoyo, seorang perajin sarung keris asal Jawa Tengah. Perlu diketahui nama asli dalang tersebut adalah Soenarto.
Berikutnya ada Ki Anom Suroto yang merupakan dalang wayang kulit purwa. Ia merupakan pria kelahiran 11 agustus 1948 di Klaten, Jawa Tengah. Keahliannya memainkan wayang ternyata diwariskan oleh sang ayah yakni Ki Sadiyun Harjadarsana.
Bagi pecinta wayang golek pasti tak asing lagi dengan tokoh si Cepot. Perlu diketahui pembuat wayang golek tersebut adalah Asep Sunandar Sunarya, ia sangat populer di jagat wayang golek Indonesia. Tingkahnya yang lucu dan keahliannya dalam memainkan beberapa peran dalam wayang membuat banyak orang yang menyukai dalang tersebut.
Ki Dalang Sun Syahrin Eko Wahyu Widodo
Ki Sun Syahrin Eko Wahyu Widodo atau lebih dikenal Ki Sun Gondrong (Srinanjoyo) adalah dalang wayang kulit yang merupakan putra tunggal dari sinden legendaris Bu Sayem. Ia berasal dari Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung.
Ki Sun Gondrong mulai menggeluti hobi dalang sejak duduk di bangku SMP, dan darah seni yang mengalir di jiwanya menjadikan karakternya berbeda dengan dalang lainnya. Ia telah menciptakan puluhan judul lagu, termasuk yang cukup populer "Memanik" dan "Titip Kangen".
Ki Sun Gondrong juga memiliki seorang anak perempuan bernama Anting Retno Windhari, yang lebih dikenal dengan Anting Lambangasih. Ia merupakan Duta Provinsi LIDA yang mewakili Yogyakarta.
Ki Dalang Minto Dharsono
Ki Minto Dharsono atau Suminto adalah dalang wayang kulit terkemuka yang berasal dari Tulungagung, Jawa Timur. Selain sebagai dalang, Ki Minto Dharsono juga merangkap sebagai pejabat Kepala Desa Pakisrejo, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung.
Ia terkenal dengan ceritanya yang pakem dan kebolehannya memainkan tokoh wayang siapapun. Ki Minto Dharsono juga pernah menjadi juara lomba dalang tingkat Jawa Timur yang diselenggarakan PEPADI Surabaya.
Ia memiliki grup karawitan bernama New Sekargadung. Ki Minto Dharsono sering mengadakan pagelaran wayang kulit yang disiarkan secara langsung melalui saluran YouTube, seperti video live streaming pagelaran wayang kulit "Semar Mbangun Kayangan" pada 2019.